BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia dilahirkan ke dunia pada hakekatnya dalam keadaan
seorang diri atau individu. Namun meskipun manusia dikatakan sebagai makhluk
individu, manusia tidak mungkin bisa hidup sendiri tanpa bergantung dengan
manusia yang lain. Karena itu manusia juga disebut sebagai makhluk sosial.
Hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain sangat
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, dikarenakan manusia merupakan makhluk
sosial yang tidak dapat hidup sendiri atau masih membutuhkan bantuan dari pihak
lain. Bersosialisasi pun sangat penting dalam menjalin hubungan yang baik
antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Jika tidak adanya individu, maka
keluarga dan masyarakat pun tidak akan tercipta. Begitu pula dengan individu,
tidak akan bisa berjalan sendiri jika tidak adanya keluarga dan masyarakat,
karena dengan adanya keluarga dan masyarakat, masing-masing individu dapat
mengekspresikan segala hal yang berhubungan dengan sosial. Aspek individu,
keluarga, masyarakat dan kebudayaan adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa
dipisahkan.
Oleh karena itu pada makalah ini akan dibahas mengenai pengertian aspek-aspek kehidupan sosial dan
hubungan antara yang satu dengan yang lain.
1.2 Permasalahan
Ada
beberapa pokok permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini, diantaranya:
1. pengertian individu, keluarga,
dan masyarakat
2. kehidupan sosial individu,
keluarga dan masyarakat
1.3 Tujuan
Adapun
tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut:
- untuk mengetahui pengertian dari individu, keluarga dan masyarakat
- untuk mengetahui lebih banyak mengenai kehidupan sosial individu, keluarga dan masyarakat
1.4 Manfaat
Makalah
ini dibuat dengan harapan dapat bermanfaat untuk:
1. sebagai pengetahuan bagi
mahasiswa mengenai pengertian dan kehidupan sosial individu, keluarga dan
masyarakat
2. sebagai petunujuk dalam belajar
dan memahami materi kuliah ilmu sosial dasar tentang individu, keluarga dan
masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Individu, Keluarga
dan Masyarakat
2.1.1 Pengertian Individu
Individu berasal dari kata latin, “individuum” yang artinya tak terbagi. Kata individu merupakan
sebutan untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata
individu bukan berarti manusia sebagai keseluruhan yang tak dapat dibagi
melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan,
demikian pendapat Dr. A. Lysen.
Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup
berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu
dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi:
1. raga, merupakan bentuk jasad manusia
yang khas yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain,
sekalipun dengan hakikat yang sama
2. rasa, merupakan perasaan manusia
yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau
perasaan yang menyangkut dengan keindahan
3. rasio atau akal pikiran, merupakan
kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang
diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang
diterima oleh panca indera
4. rukun atau pergaulan hidup,
merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama
lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. rukun inilah yang dapat
membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok social yang sering disebut
masyarakat.
2.1.2 Pengertian Keluarga
Ada beberapa pandangan atau anggapan mengenai keluarga.
Menurut Sigmund Freud, keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan
wanita. Lain halnya Adler berpendapat bahwa mahligai keluarga itu dibangun
berdasarkan pda hasrat atau nafsu berkuasa.
Durkheim
berpendapat bahwa keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil faktor-faktor
politik, ekonomi dan keluarga.
Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan berpendapat bahwa keluarga adalah
kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan
merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan
berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan
masing-masing anggotanya.
2.1.3 Pengertian Masyarakat
Masyarakat merupakan salah satu satuan sosial
sistem sosial, atau kesatuan hidup manusia. Istilah inggrisnya adalah society , sedangkan masyarakat itu
sendiri berasal dari bahasa Arab Syakara
yang berarti ikut serta atau partisipasi, kata Arab masyarakat berarti saling
bergaul yang istilah ilmiahnya berinteraksi.
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki
tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam
lingkungannya. Ada beberapa pengertian masyarakat :
a. menurut Selo
Sumarjan (1974)
masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan
kebudayaan
b. menurut
Koentjaraningrat (1994)
masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem
adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa
identitas yang sama
c. menurut
Ralph Linton (1968)
masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama dalam
waktu yang relatif lama dan mampu membuat keteraturan dalam kehidupan bersama
dan mereka menganggap sebagai satu kesatuan sosial
d. menurut
Karl Marx,
masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi
atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang
terbagi secara ekonomi
e. menurut
Emile Durkheim,
masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan
anggotanya
f. menurut
Paul B. Horton & C. Hunt, masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif
mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu
wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar
kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.
Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah
yang dapat menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga
dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang
khas.
2.1.4 Hubungan Permasalahan dalam
Keluarga di Masyarakat
Setiap orang pasti mempunyai masalah dalam hidup. Masalah terjadi
karena kesalahan kita sendiri. Masalah bisa timbul karena orang lain atau
memang sudah saatnya menghadapi masalah.
1. Masalah Dalam Percintaan
(Hati)
·
Baru
mengalami Jatuh Cinta
·
Ada
masalah dalam hubungan pacaran mungkin masalah sakit hati karena cinta dan semua
itu sering dialami dan pasti bakal terjadi dalam sebuah hubungan asmara
·
Antara
suami istri
·
Masalah
antara orang tua dan anaknya
·
Masalah
dengan saudara dalam keluarga
2. Masalah Dalam Keluarga
·
Antara
suami-istri
·
Masalah
antara orang tua dan anaknya
·
Masalah
dengan saudara dalam keluarga
3. Masalah di Sekolah
·
Masalah
dengan Guru
·
Masalah
dengan teman di sekolah
·
Masalah
pembayaran uang sekolah
·
Masalah
percintaan juga waktu disekolah
4. Masalah Dalam Pekerjaan
·
Dengan
atasan di tempat bekerja
·
Dengan
rekan kerja Masalah
·
Di
PHK “Putus Hubungan Kerja”
2.3.1 Kehidupan Sosial Individu
Kehidupan sosial antara individu dengan individu merupakan
awal dari terbentuknya keluarga dan masyarakat. Ini merupakan langkah awal
dalam terbentuknya suatu hubungan-hubungan sosial yang terjalin di dalam
kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat. Sebagaimana, tanpa adanya individu
keluarga dan masyarakat tidak akan tercipta begitu pula sebaliknya. Hubungan
sosialisasi yang baik antara individu yang satu dengan yang lain sangat penting
dalam menciptakan kehidupan masyarakat sosial yang teratur.
Hubungan baik antara individu dengan individu sangat
diperlukan karena ini adalah hubungan yang dibina paling awal dalam kehidupan
masyarakat sosial. Dari uraian tersebut di atas kita dapat mengetahui bahwa
hubungan individu dan masyarakat itu dapat ditinjau dari segi masyarakat saja
(totalisme), ditinjau dari segi individu saja (individualisme) dan ditinjau
dari segi interaksi individu dan masyarakat. Dengan memperhatikan tiga
pandangan ini maka bagaimana hubungan individu dan masyarakat di Indonesia?
Profesor Supomo menyatakan bahwa hubungan antara warga
negana dan negara Indonesia adalah hubungan yang integral. Hubungan masyarakat
Indonesia pada dasarnya adalah hubungan yang integral (Driyarkara, 1959, p.
225). Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa paham yang dianut untuk
menggambarkan hubungan antara individu dan masyarakat di Indonesia adalah paham
integralisme.
Paham integralisme berpendapat bahwa individu-individu yang
bermacam-macam itu merupakan suatu kesatuan dan keseluruhan yang utuh. Manusia
dalam masyarakat yang teratur dan tertib itu berada dalam suatu integrasi.
Menurut Dniyarkara SY integrasi semacam ini dapat berarti dalam arti sosiologis
dan psikologis, sebab manusia yang berada dalam integrasi itu merasa aman,
tenang dan bahagia. Integrasi semacam ini terdapat dalam masyanakat kecil
maupun besar, seperti keluarga, desa dan Negara.
Individu selalu mencari berbagai macam lingkungannya tetapi
lingkungan yang pertama kali akan di temuai oleh individu adalah lingkungan
keluarga, karena lingkungan keluarga merupan suatu aspek bagi individu untuk
dapat mengembangkan kemampuan atau kapasitasnya .didalam lingkungan keluarga
secara tidak langsung individu telah bersentuhan langsung dengan berbagai aspek
sosial. Dan sementara itu di dalam lingkungan masyarakat merupakan aspek
lanjutan dari lingkungan keluarga ,lingkungan masyarakat sangat luas sehingga
individu dapat mengekspresikan sesuatunya yang sudah di pelajari di lingkungan
keluarga.
Individu belum bisa dikatakan sebagai individu apabila dia belum
dibudayakan. Artinya hanya individu yang mampu mengembangkan potensinya sebagai
individulah yang bisa disebut individu. Untuk mengembangkan potensi
kemanusiaannya ini atau untuk menjadi berbudaya dibutuhkan media keluarga dan
masyarakat.ini merupakan pendapat-pandapat dari Spencer, Pareto, Ward, Comte,
Durkheim, Summer, dan Weber. Individu adalah mahkluk perseorangan yang terdiri
dari atau terbentuk dari tiga aspek, yaitu aspek organis jasmaniah, psikis
rohaniah, dan sosial. Dan untuk membentuk ketiga aspek tersebut manusia harus
menjalankan sejumlah bentuk sosilisasi dan itulah yang dapat membentuk ketiga
aspek tersebut.
Salah satu bentuk sosialisasi adalah pola pengasuhan anak di
dalam keluarga, mengingat salah satu fungsi keluarga adalah sebagai media
transmisi atas nilai, norma dan simbol yang dianut masyarakat kepada anggotanya
yang baru. Di masyarakat terdapat berbagai bentuk keluarga di mana dalam proses
pengorganisasiannya mempunyai latar belakang maksud dan tujuannya sendiri.
Pranata keluarga ini bukanlah merupakan fenomena yang tetap
melainkan sebuah fenomena yang berubah, karena di dalam pranata keluarga ini
terjadi sejumlah krisis. Krisis tersebut oleh sebagian kalangan dikhawatirkan
akan meruntuhkan pranata keluarga ini. Akan tetapi bagi kalangan yang lain apa
pun krisis yang terjadi, pranata keluarga ini akan tetap survive.
2.3.2 Kehidupan Sosial Keluarga
Aspek individu, keluarga, masyarakat dan kebudayaan adalah
aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Semua itu mempunyai keterkaitan
yang sangat erat. Jika tidak ada individu maka tidak akan terciptanya keluarga
dan masyarakat .individu tidak bias berjalan sendiri tanpa adanya keluarga dan
masyarakat karena keluarga dan masyarakat merupakan media untuk mengekspresikan
aspek sosialnya.
Dalam ilmu sosial individu merupakan bagian terkecil dari
kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih
kecil. Umpama keluarga sebagai kelompok sosial yang terkecil terdiri dari ayah,
ibu dan anak. Ayah merupakan individu yang sudah tidak dapat dibagi lagi,
demikian pula Ibu. Anak masih dapat dibagi sebab dalam suatu keluarga jumlah
anak dapat lebih dari satu. Di dalam kehidupan berkeluarga, sosialisasi yang
baik sangat diperlukan dalam mempertahankan keharmonisan hubungan di dalam
keluarga.
Keluarga merupakan sebagai lingkungan utama dalam membentuk
kepribadian anggota di dalam keluarga tersebut. Keluarga sebagai media
pembinaan anggotanya dalam melakukan hal-hal yang berhubungan dengan sosial.
Pembinaan yang baik akan menciptakan kehidupan keluarga yang baik di dalam
lingkungan kemasyarakatan.
Hubungan yang harmonis di dalam keluarga sangat penting agar
dapat membentuk pribadi yang baik, karena apapun yang terjadi di dalam keluarga
akan berpengaruh besar kepada tiap-tiap anggota keluarga yang termasuk di
dalamnya. Sebagaimana Individu tidak akan bisa berjalan sendiri tanpa adanya
keluarga sebagai media untuk mengekspresikan segala hal yang berhubungan dengan
masalah-masalah sosial.
2.3.3 Kehidupan Sosial Masyarakat
Hubungan di lingkungan masyarakat yang terjalin dengan baik
merupakan hasil dari hubungan yang baik antara individu dengan individu dan di
dalam hubungan keluarga. Sama seperti keluarga, masyarakat merupakan media
untuk mengekspresikan segala hal yang berhubungan dengan masalah-masalah
sosial. Individu pun tidak akan bisa berjalan dengan baik tanpa adanya
masyarakat.
Masyarakat adalah sekumpulan individu yang mengadakan
kesepakatan bersama untuk secara bersama-sama mengelola kehidupan. Terdapat
berbagai alasan mengapa individu-individu tersebut mengadakan kesepakatan untuk
membentuk kehidupan bersama. Alasan-alasan tersebut meliputi alasan biologis,
psikologis, dan sosial.
Pembentukan kehidupan bersama itu sendiri melalui beberapa
tahapan yaitu interaksi, adaptasi, pengorganisasian tingkah laku, dan
terbentuknya perasaan kelompok. Setelah melewati tahapan tersebut, maka
terbentuklah apa yang dinamakan masyarakat yang bentuknya antara lain adalah
masyarakat pemburu dan peramu, peternak, holtikultura, petani, dan industri.
Di dalam tubuh masyarakat itu sendiri terdapat unsur-unsur
persekutuan sosial, pengendalian sosial, media sosial, dan ukuran sosial.
Pengendalian sosial di dalam masyarakat dilakukan melalui beberapa cara yang
pada dasarnya bertujuan untuk mengontrol tingkah laku warga masyarakat agar
tidak menyeleweng dari apa yang telah disepakati bersama. Walupun demikian,
tidak berarti bahwa apa yang telah disepakati bersama tersebut tidak pernah
berubah. Elemen-elemen di dalam tubuh masyarakat selalu berubah dimana
cakupannya bisa bersifat mikro maupun makro.
Apa yang menjadi kesepakatan bersama warga masyarakat adalah
kebudayaan, yang antara lain diartikan sebagai pola-pola kehidupan di dalam
komunitas. Kebudayaan di sini dimengerti sebagai fenomena yang dapat diamati
yang wujud kebudayaannya adalah sebagai suatu sistem sosial yang terdiri dari
serangkaian tindakan yang berpola yang bertujuan untuk memenuhi keperluan
hidup. Serangkaian tindakan berpola atau kebudayaan dimiliki individu melalui
proses belajar yang terdiri dari proses internalisasi, sosialisasi, dan
enkulturasi.
Hubungan antara masyarakat dan individu dapat digambarkan
sebagai kutub positif dan kutub negatif pada aliran listrik. Jika dua kutub itu
dihubungkan listrik ia akan mampu memberi kekuatan baginya dan menimbulkan
suasana yang cerah. Jika individu dan masyarakat dipersatukan maka kehidupan
individu dan masyarakat akan lebih bergairah dan suasana kehidupan individu dan
kehidupan masyarakat akan lebih bermakna dan hidup serta bergairrah.
Dapat disimpulkan bahwa hubungan individu dan masyarakat
menurut paham individualistis adalah bahwa dalam kehidupan seorang individu
kepentingan dan kebutuhan individu yang lebih penting dan pada kebutuhan dan
kepentingan masyarakat. Individu yang menentukan corak masyarakat yang
dinginkan. Masyarakat harus melayani kepentmgan individu. Individu mempunyai
hak yang mutlak dan tidak boleh dirampas oleh masyarakat demi kepentingan umum.
Paham individualisme juga disebut Atomisme. Atomisme
berpendapat bahwa hubungan antara individu itu seperti hubungan antar atom-atom
yang membentuk molekul-molekul. Oleh karena itu hubungan in bersifat lahiriah.
Bukan kesatuan yang penting tetapi keaneka ragaman yang penting dalam
masyarakat. Pandangan individualistis ini yang otomistis ini berakar pada
nominalisme suatu aliran filsafat yang menyatakan bahwa konsep-konsep umum itu
tidak mewakili realitas dari sesuatu hal. Yang menjadi realitas itu individu.
Realitas masyarakat itu ada karena individu itu ada. Jika individu tidak ada
maka masyarakat itu tidak ada. Jadi adanya individu itu tidak tergantung pada
adanya masyarakat.
Dapat disimpulkan bahwa semua itu mempunyai keterkaitan yang
sangat erat. Jika tidak ada individu maka tidak akan terciptanya keluarga dan
masyarakat. Individu tidak bisa berjalan sendiri tanpa adanya keluarga dan
masyarakat karena keluarga dan masyarakat merupakan media untuk mengekspresikan
aspek sosialnya. Dalam ilmu sosial individu merupakan bagian terkecil dari
kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih
kecil. Umpama keluarga sebagai kelompok sosial yang terkecil terdiri dari ayah,
ibu dan anak. Ayah merupakan individu yang sudah tidak dapat dibagi lagi,
demikian pula Ibu. Anak masih dapat dibagi sebab dalam suatu keluarga jumlah
anak dapat lebih dari satu.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Individu, Keluarga
dan Masyarakat
2.1.1 Pengertian Individu
Individu berasal dari kata latin, “individuum” yang artinya tak terbagi. Kata individu merupakan
sebutan untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata
individu bukan berarti manusia sebagai keseluruhan yang tak dapat dibagi
melainkan sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan,
demikian pendapat Dr. A. Lysen.
Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup
berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu
dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi:
1. raga, merupakan bentuk jasad manusia
yang khas yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain,
sekalipun dengan hakikat yang sama
2. rasa, merupakan perasaan manusia
yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau
perasaan yang menyangkut dengan keindahan
3. rasio atau akal pikiran, merupakan
kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang
diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang
diterima oleh panca indera
4. rukun atau pergaulan hidup,
merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama
lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. rukun inilah yang dapat
membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok social yang sering disebut
masyarakat.
2.1.2 Pengertian Keluarga
Ada beberapa pandangan atau anggapan mengenai keluarga.
Menurut Sigmund Freud, keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan
wanita. Lain halnya Adler berpendapat bahwa mahligai keluarga itu dibangun
berdasarkan pda hasrat atau nafsu berkuasa.
Durkheim
berpendapat bahwa keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil faktor-faktor
politik, ekonomi dan keluarga.
Ki Hajar Dewantara sebagai tokoh pendidikan berpendapat bahwa keluarga adalah
kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan
merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan
berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan
masing-masing anggotanya.
2.1.3 Pengertian Masyarakat
Masyarakat merupakan salah satu satuan sosial
sistem sosial, atau kesatuan hidup manusia. Istilah inggrisnya adalah society , sedangkan masyarakat itu
sendiri berasal dari bahasa Arab Syakara
yang berarti ikut serta atau partisipasi, kata Arab masyarakat berarti saling
bergaul yang istilah ilmiahnya berinteraksi.
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki
tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam
lingkungannya. Ada beberapa pengertian masyarakat :
a. menurut Selo
Sumarjan (1974)
masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan
kebudayaan
b. menurut
Koentjaraningrat (1994)
masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem
adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa
identitas yang sama
c. menurut
Ralph Linton (1968)
masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang hidup dan bekerja sama dalam
waktu yang relatif lama dan mampu membuat keteraturan dalam kehidupan bersama
dan mereka menganggap sebagai satu kesatuan sosial
d. menurut
Karl Marx,
masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi
atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang
terbagi secara ekonomi
e. menurut
Emile Durkheim,
masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan
anggotanya
f. menurut
Paul B. Horton & C. Hunt, masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif
mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu
wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar
kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.
Tatanan kehidupan, norma-norma yang mereka miliki itulah
yang dapat menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga
dapat membentuk suatu kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri kehidupan yang
khas.
2.1.4 Hubungan Permasalahan dalam
Keluarga di Masyarakat
Setiap orang pasti mempunyai masalah dalam hidup. Masalah terjadi
karena kesalahan kita sendiri. Masalah bisa timbul karena orang lain atau
memang sudah saatnya menghadapi masalah.
1. Masalah Dalam Percintaan
(Hati)
·
Baru
mengalami Jatuh Cinta
·
Ada
masalah dalam hubungan pacaran mungkin masalah sakit hati karena cinta dan semua
itu sering dialami dan pasti bakal terjadi dalam sebuah hubungan asmara
·
Antara
suami istri
·
Masalah
antara orang tua dan anaknya
·
Masalah
dengan saudara dalam keluarga
2. Masalah Dalam Keluarga
·
Antara
suami-istri
·
Masalah
antara orang tua dan anaknya
·
Masalah
dengan saudara dalam keluarga
3. Masalah di Sekolah
·
Masalah
dengan Guru
·
Masalah
dengan teman di sekolah
·
Masalah
pembayaran uang sekolah
·
Masalah
percintaan juga waktu disekolah
4. Masalah Dalam Pekerjaan
·
Dengan
atasan di tempat bekerja
·
Dengan
rekan kerja Masalah
·
Di
PHK “Putus Hubungan Kerja”
2.3.1 Kehidupan Sosial Individu
Kehidupan sosial antara individu dengan individu merupakan
awal dari terbentuknya keluarga dan masyarakat. Ini merupakan langkah awal
dalam terbentuknya suatu hubungan-hubungan sosial yang terjalin di dalam
kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat. Sebagaimana, tanpa adanya individu
keluarga dan masyarakat tidak akan tercipta begitu pula sebaliknya. Hubungan
sosialisasi yang baik antara individu yang satu dengan yang lain sangat penting
dalam menciptakan kehidupan masyarakat sosial yang teratur.
Hubungan baik antara individu dengan individu sangat
diperlukan karena ini adalah hubungan yang dibina paling awal dalam kehidupan
masyarakat sosial. Dari uraian tersebut di atas kita dapat mengetahui bahwa
hubungan individu dan masyarakat itu dapat ditinjau dari segi masyarakat saja
(totalisme), ditinjau dari segi individu saja (individualisme) dan ditinjau
dari segi interaksi individu dan masyarakat. Dengan memperhatikan tiga
pandangan ini maka bagaimana hubungan individu dan masyarakat di Indonesia?
Profesor Supomo menyatakan bahwa hubungan antara warga
negana dan negara Indonesia adalah hubungan yang integral. Hubungan masyarakat
Indonesia pada dasarnya adalah hubungan yang integral (Driyarkara, 1959, p.
225). Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa paham yang dianut untuk
menggambarkan hubungan antara individu dan masyarakat di Indonesia adalah paham
integralisme.
Paham integralisme berpendapat bahwa individu-individu yang
bermacam-macam itu merupakan suatu kesatuan dan keseluruhan yang utuh. Manusia
dalam masyarakat yang teratur dan tertib itu berada dalam suatu integrasi.
Menurut Dniyarkara SY integrasi semacam ini dapat berarti dalam arti sosiologis
dan psikologis, sebab manusia yang berada dalam integrasi itu merasa aman,
tenang dan bahagia. Integrasi semacam ini terdapat dalam masyanakat kecil
maupun besar, seperti keluarga, desa dan Negara.
Individu selalu mencari berbagai macam lingkungannya tetapi
lingkungan yang pertama kali akan di temuai oleh individu adalah lingkungan
keluarga, karena lingkungan keluarga merupan suatu aspek bagi individu untuk
dapat mengembangkan kemampuan atau kapasitasnya .didalam lingkungan keluarga
secara tidak langsung individu telah bersentuhan langsung dengan berbagai aspek
sosial. Dan sementara itu di dalam lingkungan masyarakat merupakan aspek
lanjutan dari lingkungan keluarga ,lingkungan masyarakat sangat luas sehingga
individu dapat mengekspresikan sesuatunya yang sudah di pelajari di lingkungan
keluarga.
Individu belum bisa dikatakan sebagai individu apabila dia belum
dibudayakan. Artinya hanya individu yang mampu mengembangkan potensinya sebagai
individulah yang bisa disebut individu. Untuk mengembangkan potensi
kemanusiaannya ini atau untuk menjadi berbudaya dibutuhkan media keluarga dan
masyarakat.ini merupakan pendapat-pandapat dari Spencer, Pareto, Ward, Comte,
Durkheim, Summer, dan Weber. Individu adalah mahkluk perseorangan yang terdiri
dari atau terbentuk dari tiga aspek, yaitu aspek organis jasmaniah, psikis
rohaniah, dan sosial. Dan untuk membentuk ketiga aspek tersebut manusia harus
menjalankan sejumlah bentuk sosilisasi dan itulah yang dapat membentuk ketiga
aspek tersebut.
Salah satu bentuk sosialisasi adalah pola pengasuhan anak di
dalam keluarga, mengingat salah satu fungsi keluarga adalah sebagai media
transmisi atas nilai, norma dan simbol yang dianut masyarakat kepada anggotanya
yang baru. Di masyarakat terdapat berbagai bentuk keluarga di mana dalam proses
pengorganisasiannya mempunyai latar belakang maksud dan tujuannya sendiri.
Pranata keluarga ini bukanlah merupakan fenomena yang tetap
melainkan sebuah fenomena yang berubah, karena di dalam pranata keluarga ini
terjadi sejumlah krisis. Krisis tersebut oleh sebagian kalangan dikhawatirkan
akan meruntuhkan pranata keluarga ini. Akan tetapi bagi kalangan yang lain apa
pun krisis yang terjadi, pranata keluarga ini akan tetap survive.
2.3.2 Kehidupan Sosial Keluarga
Aspek individu, keluarga, masyarakat dan kebudayaan adalah
aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Semua itu mempunyai keterkaitan
yang sangat erat. Jika tidak ada individu maka tidak akan terciptanya keluarga
dan masyarakat .individu tidak bias berjalan sendiri tanpa adanya keluarga dan
masyarakat karena keluarga dan masyarakat merupakan media untuk mengekspresikan
aspek sosialnya.
Dalam ilmu sosial individu merupakan bagian terkecil dari
kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih
kecil. Umpama keluarga sebagai kelompok sosial yang terkecil terdiri dari ayah,
ibu dan anak. Ayah merupakan individu yang sudah tidak dapat dibagi lagi,
demikian pula Ibu. Anak masih dapat dibagi sebab dalam suatu keluarga jumlah
anak dapat lebih dari satu. Di dalam kehidupan berkeluarga, sosialisasi yang
baik sangat diperlukan dalam mempertahankan keharmonisan hubungan di dalam
keluarga.
Keluarga merupakan sebagai lingkungan utama dalam membentuk
kepribadian anggota di dalam keluarga tersebut. Keluarga sebagai media
pembinaan anggotanya dalam melakukan hal-hal yang berhubungan dengan sosial.
Pembinaan yang baik akan menciptakan kehidupan keluarga yang baik di dalam
lingkungan kemasyarakatan.
Hubungan yang harmonis di dalam keluarga sangat penting agar
dapat membentuk pribadi yang baik, karena apapun yang terjadi di dalam keluarga
akan berpengaruh besar kepada tiap-tiap anggota keluarga yang termasuk di
dalamnya. Sebagaimana Individu tidak akan bisa berjalan sendiri tanpa adanya
keluarga sebagai media untuk mengekspresikan segala hal yang berhubungan dengan
masalah-masalah sosial.
2.3.3 Kehidupan Sosial Masyarakat
Hubungan di lingkungan masyarakat yang terjalin dengan baik
merupakan hasil dari hubungan yang baik antara individu dengan individu dan di
dalam hubungan keluarga. Sama seperti keluarga, masyarakat merupakan media
untuk mengekspresikan segala hal yang berhubungan dengan masalah-masalah
sosial. Individu pun tidak akan bisa berjalan dengan baik tanpa adanya
masyarakat.
Masyarakat adalah sekumpulan individu yang mengadakan
kesepakatan bersama untuk secara bersama-sama mengelola kehidupan. Terdapat
berbagai alasan mengapa individu-individu tersebut mengadakan kesepakatan untuk
membentuk kehidupan bersama. Alasan-alasan tersebut meliputi alasan biologis,
psikologis, dan sosial.
Pembentukan kehidupan bersama itu sendiri melalui beberapa
tahapan yaitu interaksi, adaptasi, pengorganisasian tingkah laku, dan
terbentuknya perasaan kelompok. Setelah melewati tahapan tersebut, maka
terbentuklah apa yang dinamakan masyarakat yang bentuknya antara lain adalah
masyarakat pemburu dan peramu, peternak, holtikultura, petani, dan industri.
Di dalam tubuh masyarakat itu sendiri terdapat unsur-unsur
persekutuan sosial, pengendalian sosial, media sosial, dan ukuran sosial.
Pengendalian sosial di dalam masyarakat dilakukan melalui beberapa cara yang
pada dasarnya bertujuan untuk mengontrol tingkah laku warga masyarakat agar
tidak menyeleweng dari apa yang telah disepakati bersama. Walupun demikian,
tidak berarti bahwa apa yang telah disepakati bersama tersebut tidak pernah
berubah. Elemen-elemen di dalam tubuh masyarakat selalu berubah dimana
cakupannya bisa bersifat mikro maupun makro.
Apa yang menjadi kesepakatan bersama warga masyarakat adalah
kebudayaan, yang antara lain diartikan sebagai pola-pola kehidupan di dalam
komunitas. Kebudayaan di sini dimengerti sebagai fenomena yang dapat diamati
yang wujud kebudayaannya adalah sebagai suatu sistem sosial yang terdiri dari
serangkaian tindakan yang berpola yang bertujuan untuk memenuhi keperluan
hidup. Serangkaian tindakan berpola atau kebudayaan dimiliki individu melalui
proses belajar yang terdiri dari proses internalisasi, sosialisasi, dan
enkulturasi.
Hubungan antara masyarakat dan individu dapat digambarkan
sebagai kutub positif dan kutub negatif pada aliran listrik. Jika dua kutub itu
dihubungkan listrik ia akan mampu memberi kekuatan baginya dan menimbulkan
suasana yang cerah. Jika individu dan masyarakat dipersatukan maka kehidupan
individu dan masyarakat akan lebih bergairah dan suasana kehidupan individu dan
kehidupan masyarakat akan lebih bermakna dan hidup serta bergairrah.
Dapat disimpulkan bahwa hubungan individu dan masyarakat
menurut paham individualistis adalah bahwa dalam kehidupan seorang individu
kepentingan dan kebutuhan individu yang lebih penting dan pada kebutuhan dan
kepentingan masyarakat. Individu yang menentukan corak masyarakat yang
dinginkan. Masyarakat harus melayani kepentmgan individu. Individu mempunyai
hak yang mutlak dan tidak boleh dirampas oleh masyarakat demi kepentingan umum.
Paham individualisme juga disebut Atomisme. Atomisme
berpendapat bahwa hubungan antara individu itu seperti hubungan antar atom-atom
yang membentuk molekul-molekul. Oleh karena itu hubungan in bersifat lahiriah.
Bukan kesatuan yang penting tetapi keaneka ragaman yang penting dalam
masyarakat. Pandangan individualistis ini yang otomistis ini berakar pada
nominalisme suatu aliran filsafat yang menyatakan bahwa konsep-konsep umum itu
tidak mewakili realitas dari sesuatu hal. Yang menjadi realitas itu individu.
Realitas masyarakat itu ada karena individu itu ada. Jika individu tidak ada
maka masyarakat itu tidak ada. Jadi adanya individu itu tidak tergantung pada
adanya masyarakat.
Dapat disimpulkan bahwa semua itu mempunyai keterkaitan yang
sangat erat. Jika tidak ada individu maka tidak akan terciptanya keluarga dan
masyarakat. Individu tidak bisa berjalan sendiri tanpa adanya keluarga dan
masyarakat karena keluarga dan masyarakat merupakan media untuk mengekspresikan
aspek sosialnya. Dalam ilmu sosial individu merupakan bagian terkecil dari
kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih
kecil. Umpama keluarga sebagai kelompok sosial yang terkecil terdiri dari ayah,
ibu dan anak. Ayah merupakan individu yang sudah tidak dapat dibagi lagi,
demikian pula Ibu. Anak masih dapat dibagi sebab dalam suatu keluarga jumlah
anak dapat lebih dari satu.