Friday, June 5, 2015

TEORI PSIKOANALISIS DALAM PENERAPAN BIMBINGAN KONSELING (BK)

Teori Psikoanalisis dalam Penerapan BK
Psikoanalisis merupakan metode penyembuhan yang lebih bersifat psikologi dengan cara-cara fisik. Tokok utama dan pendiri teori psikoanalisis adalah Sigmund Freud, sebagai orang yang mengemukakan konsep ketidaksadaran dalam kepribadian. Konsep-konsep psikoanalisis banyak memberi pengaruh terhadap perkembangan konseling.

Konsep Pokok
Pada mulanya Freud mengembangkan teorinya tentangb struktur kepribadia dan sebab-sebab gangguan jiwa. Konsep Freud yang anti rasionalisme menekankan motivasi tidak sadar, konflik, dan simbolisme sebagai konsep primer. Teorin kepribadian menurut Freud menyangkut tiga hal, yaitu:
Struktur Kepribadian
Menurut Freud, kepribadian terdiri dari tiga sistem yaitu: id, ego, dan super ego.
Id adalah aspek biologis yang merupakan sistem kepribadian yang asli. Id berfungsi menghindari diri dari ketidaksenangan dan mencari atau menjadikan kesenangan atau kepuasan. Ada dua cara id menghilangkan rasa tidak enak atau mencari kepuasan tersebut yaitu:
Dengan reflek atau reaksi-reaksi otomatis seperti bersin, mengedipkan mata, dan lain-lain
Dengan proses primer, misalnya pada waktu lapar maka id membayangkan ada makanan yang lezat
Ego adalah aspek psikologis yang timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan dengan dunia kenyataan. Ego mempunyai prinsip mereduksi ketegangan yang timbul dalam organisme sampai ada benda nyata yang sesuai. Jadi ego mempunyai prinsip kenyataan dan melanjutkan proses primer dan proses sekunder.
Perbedaan pokok id dan ego adalah kalau id mengenal bayangan dunia subjektif, sedangkan ego dapat membedakan sesuatu hanya ada dalam subjektif dan sesuatu yang ad dalam dunia objektif.
Selain hal itu, ego berfungsi pula mengontrol dan mengendalikan jalan-jalan yang ditempuh id dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang dapat dipenuhi dan cara memenuhinya dengan memilih objek-objek yang dapat dipenuhi. Di dalam melaksanakan fungsi ini, ego selalu mempersatukan pertentangan antara id dan super ego dengan dunia objektif.
Super ego merupakan aspek sosiologis yang mencerminkan nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat yang ada dalam kepribadian individu. Super ego mengutamakan kesempurnaan dai kesenangan dan yang pokok apakah sesuatu itu salah, pantas atau tidak, susila atau tidak. Dengan demikian, pribadi bertindak sesuai dengan moral masyarakat.
Fungsi super ego dalam hubungannya dengan id, dan ego adalah:
Merintangi impuls-impuls id, terutama impuls seksual dan agresif yang pernyataannya sangat dipengaruhi oleh masyarakat
Mendorong ego untuk lebih mengejar hal-hal yang moralitas daripada realitas
Mengejar kesempurnaan
Dengan demikian, super ego cenderung menentang id maupun ego dan membuat dunia menurut konsepsi yang ideal. Demikianlah struktur kepribadian menurut Freud, terdiri dari tiga aspek. Hal yang perlu diingat bahwa aspek-aspek itu hanya nama-nama untuk berbagai proses psikologis yang berlangsung dengan prinsip yang berbeda satu sama lain. Dalam keadaan biasa ketiga sistem itu bekerja sama dengan diatur oleh ego, kepribadian berfungsi sebagai kesatuan.
Dinamika Kepribadian
Dinamika kepribadian terdiri dari cara bagaimana energi psikis itu didistribusikan serta digunakan oleh id, ego, dan super ego. Oleh karena energi terbatas, maka terjadi semacam persaingan dalam menggunakan energi tersebut.
Freud berpendapat, bahwa energi psikis dapat dipindahkan dari energi fisiologisndan sebaliknya. Jembatan antara energi tubuh dengan kepribadian ialah id dan insting.
Ada tiga istilah yang banyak persamaannya yaitu insting, keinginan dan kebutuhan. Insting adalah sumber perangsang somatik dalam yang dibawa sejak lahir. Freud beranggapan bahwa sumber-sumber perangsang dari luar ini memainkan peranan yang kurang penting jika dibandingkan dengan insting, pada umumnya perangsang dari luar lebih sedikit pengaruhnya terhadap individu, karena orang bisa menghindarkan perangsang dari luar, tapi takkan bisa melarikan perangsang dari dalam. Insting mempunyain empat macam sifat yaitu:
Sumber yaitu kondisi jasmaniah
Tujuan
Tujuan insting ialah menghilangkan rangsangan kejasmanian, sehingga ketidakenakan yang timbul karena adanya tegangan yang disebabkan oleh meningkatnya energi dapat ditiadakan. Misalnya, tujuan insting lapar ialah menghjilangkan dengan cara makan.
Objek insting
Ialah segala aktivitas yang mengantarai keinginan dan terpenuhinya keinginan dan terpenuhinya keinginan tersebut.
Jadi tidak terbatas pada bendanya saja
Pendorong atau penggerak insting
Dalam usaha menegakkan dan mengontrol id agar memuaskan impuls yang sesuai dengan nilai-nilai moral yang ada dalam masyarakat, super ego menggunakan energi dari id. Maka akibatnya sering super ego bertentangan dengan id, sebab super ego mencegah pernyataan-pernyataan ri dorongan primitif id terutama di dorongan seksual dan agresi (dengan car yang tidak dibenarkan masyarakat). Id dan super ego sama-sama irrasional atau tidfak mampu dalam menentukan khayalan dengan kenyataan, hanya berbeda dalam tujuan, id hendak memuaskan impuls-impuls, sedang super ego hendak menurutkan moral masyarakat.
Perkembangan Kepribadian
Perkembangan menurut Freud mulai terbentuk pada tahun-tahun pertama di masa kanak-kanak. Kepribadian berkembang sehubungan dengan empat macam pokok sebagai sumber ketegangan yaitu: (1) proses pertumbuhan fisikologis (kedewasaan), (2) frustasi, (3) konflik, (4) ancaman.
Sebagai akibat adanya tantangan dari keempat hal tersebut individu berusaha untuk menemukan atau belajar cara-cara untuk meredakan ketegangan. Belajar menggunakan cara-cara baru dalam meredakan ketegangan inilah yang disebut perkembangan kepribadian.
Cara atau metode yang dipergunakan oleh individu untuk mengatasi frustasi, konflik atau kecemasan adalah dengan identifikasi, pemindahan sublimasi, mekanisme pertahan ego dan perubahan insting-insting. Walaupun Freud membagi-bagi perkembangan atas beberapa fase namun fase tersebut bukan merupakan batas yang tajam. Fase perkembangan tersebut ialah:
Fase Oral: 0;0 s.d. 1;0 tahun, pada fase ini mulut merupakan daerah pokok daripada daerah dinamik
Fase Anal: 1:0 s.d. 3:0 tahun, pada fase ini kateksis dan aniti kateksis berpusat pada anal (pembuangan kotoran)
Fase Phallis: 3;0 s.d. 5;0 tahun, pa fase ini alat kelamin merupakan daerah organ terpenting
Fase Latent: 5;0 s.d. 13;0 tahun, pada masa ini impuls cenderung untuk ada dalam keadaan tertekan
Fase Pubertas: 12;0 s.d. 20 tahun, pada fase ini impuls-impuls yang selama fase latent tertekan, menonjol, dan membawa aktivitas-aktivitas dinamis kembali. Apabila aktivitas dinamis ini dapat dipindahkan dan disublimasikan oleh ego dengan berhasil, maka sampailah orang-orang kepada masa kematangan terakhir.
Fase Genital: pada fase ini individu telah berubah dari mengejar kenikmatan, menjadi orang dewasa yang telah mengasosialisasikan dengan realitas. Fungsi pokok fase genital adalah reproduksi.
Gangguan jiwa
Psikoanalisis membedakan dua macam gejala gangguan jiwa yaitu:
Psikoneurose dan psikose. Psikoneurose disebabkan oleh kegagalan ego untuk mengontrol dorongan id, karena ego tidak berhasil memperoleh kesepakatan. Psikoneurose dikelompokkan menjadi tiga yaitu, histeri, psikastenia, reaksi kecemasan.
Psikose dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu psikose fungsional dan psikose organic. Psikose fungsional terdiri dari tiga jenis yaitu manic-defressive, paranoia, scizophrenia. Psikose organic terdiri dari impolutional melancholia, senile and alcoholic, psychoses, general parasis.

Proses Konseling
Tujuan Psikoanalitik adalah untuk membentuk kembalim struktur karakter individu dengan membuat yang tidak sadar menjadi sadar pada diri klien. Proses konselingdipusatkan pada usaha menghayati kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak.
Suatu karakteristik konselingb psikoanalisis adalah bahwa terapi atau analisis bersikqp anonim (tak dikenal) dan bertindak dengan sangat sedikit menunjukkan pengalaman dan perasaannya, sehingga dengan demikian klien akan memantulkan perasaannya pada konselor. Selama terapi, klien maju melalui tahapan-tahapan, yaitu:
Pengembangan suatu hubungan dengan analisis, mengalami krisis penyembuhan, mendapatkan tilikan terhadap pengalaman masa lampau yang tidak disadari
Pengembangan resistensi untuk lebih memahami diri sendiri
Pengembangan hubungan transparasi dengan konselor
Bekerja dengan hal-hal yang resistensi dan tertutup, dan mengakhiri terapi.

Teknik-teknik Terapi
Teknik-teknik dalam psikoanalisis digunakan untuk meningkatkan kesadaran mendapatkan tilikan intelektual ke dalam perilaku klien, dan memahami gejala-gejala yang tampak. Ada lima teknik dasar dalam terapi psikoanalisis yaitu:
Asosiasi Bebas
Asosiasi bebas adalah satu metode pengungkapan pengalaman masa lampau dan penghentian emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatik di masa lalu.
Interpretasi
Interpretasi adalah prosedur dasar yang digunakan dalam asosiasi bebas, analisis mimpi, analisis resistensi, dan analisis transparansi.
Analisis Mimpi
Analisis mimpi merupakan prosedur yang penting untuk membuka hal-hal yang tidak disadari dan membantu klien untuk memperoleh tilikan kepada masalah-masalah yang belum terpecahkan.
Analisis dan Interpretasi Resistensi
Resistensi, sebagai suatu konsep fundamental praktik-praktik psikoanalisis, yang bekerja melawan kemajuan terapi dan mencegah klien unk menampilkan hal-hal yang tidak disadari. Selama asosiasi bebas, atau asosiasi mimpi, klien mungkin cenderung menunjukkan ketidakmauan untuk mengaitkan perasaan, pemikiran, dan pengalaman tertentu. Freud memandang resistensi sebagai dinamika yang tidak disadari yang mendorong seseorang untuk mempertahankan terhadap kecemasan. Hal ini akan timbul bila orang menjadi sadar terhadap dorongan dan perasaan yang tertekan. Resistensi bukan sesuatu yang harus diatasi, karena hal itu merupakan gambaran pendekatan pertahanan klien dalam kehidupan sehari-hari. Resistensi harus diakui sebagai alat pertahanan menghadapi kecemasan.
Analisis dan Interpretasi Transferensi
Seperti halnya resistensi, transferensi (pemindahan) terletak dalam arti terapi psikoanalitik. Transferensi muncul dengan sendirinya dalam proses terapeutik pada saat di mana kegiatan klien masa lalu yang takkan terselesaikan dengan orang lain, menyebabkan dia mengubah masa kini dan mereaksi kepada analis yang dia lakukan kepada ibunya atau ayahnya.

Kritik dan Kontribusi
Beberapa kritik terhadap psikoanalisis adalah antara lain:
Pandangan yang terlalu deterministik dinilai terlalu merendahkan martabat manusia
Terlalu banyak menekankan kepada pengalaman masa kanak-kanak, dan menganggap seolah-olah sepenuhnya ditentukan masa lalu. Hal ini memberikan gambaran seolah-olah tanggung jawab individu berkurang.
Terlalu meminimalkan rasionalitas
Perilaku ditentukan oleh energi psikis, adalah sesuatu yang meragukan
Penyembuhan dalam psikoanalisis terlalu bersifat rasional dalam pendekatannya
Data penelitian empiris kurang banyak mendukung sistem psikoanalisis
Sementara itu, kontribusi yang diberikan adalah antara lain:
Adanya motivasi yang tidak selamanya disadari
Teori kepribadian dan teknik psikoterapi
Pentingnya masa kanak-kanak dalam penghembangan kepribadian
Model pengembangan wawancara sebagai alat terapi
Adanya persesuaian antara teori dan teknik

No comments: