GURINDAM
- PENGERTIAN GURINDAM
Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama
yang terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang
merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan semacam soal,
masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari
masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.
Isi
gurindam berupa nasihat. Kalimat dalam gurindam (baris pertama dan kedua)
umumnya menunjukkan hubungan persyaratan dan konsekuensi.
- CIRI-CIRI GURINDAM
Berdasarkan
bentuk isi gurindam, cirri-cirinya adalh sebagai berikut:
- Tiap-tiap suku (bait) terdiri atas dua baris.
- Banyaknya suku kata pada tiap-tiap baris tidak tetap,
(biasanya 10-12
suku kata) - Sajaknya a-a. Gurindam yang baik bersajak penuh, tetapi ada juga yang bersajak paruh
- Baris kedua adalah akibat atau balasan yang tersebut dalam baris pertama
- Gurindam berisi nasihat yang cukup jelas yakni menjelskan sutu sebab akibat
- Berasal dari Tamil (India)
- CONTOH GURINDAM
·
Kurang pikir kurang siasat
Tentu diri kelak tersesat
· Kalau banyak berkata-kata
disanalah boleh terjadi dusta
disanalah boleh terjadi dusta
· Barang siapa
tinggalkan sembahyang
Bagai rumah tiada bertiang
Bagai rumah tiada bertiang
· Jika suami tiada
berhati lurus
Istri pun kelak menjadi kurus
Istri pun kelak menjadi kurus
· Dengan bapak jangan durhaka
Supaya ayah tidak murka
·
Cahari olehmu akan sahabat
Yang
boleh dijadikan obat
·
Cahari oleh kamu akan abadi
Yang
ada baik sedikit budi
- TOKOH GURINDAM DAN KARYANYA
Tokoh
Gurindam yang terkenal adalah Raja Ali
Haji.
Salah
satu karyanya yang terkenal adalah “Gurindam
Dua Belas”.
GURINDAM DUA
BELAS
- Ini
gurindam pasal yang pertama
Barang siapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat,maka ia itulah orang ma'rifat
Barang siapa mengenal Allah,suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Barang siapa mengenal diri,maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari.
Barang siapa
mengenal dunia,tahulah ia barang yang terpedaya.
Barang siapa mengenal akhirat,tahulah ia dunia melarat.
Barang siapa mengenal akhirat,tahulah ia dunia melarat.
- Ini gurindam
pasal yang kedua
Barang siapa mengenal yang tersebut, tahulah ia makna takut.
Barang siapa meninggalkan sembahyang, seperti rumah tiada bertiang.
Barang siapa meninggalkan puasa, tidaklah mendapat dua temasya.
Barang siapa meninggalkan zakat, tiadalah hartanya beroleh berkat.
Barang siapa meninggalkan haji, tiadalah ia menyempurnakan janji.
- Ini
gurindam pasal yang ketiga
Apabila terpelihara mata,
sedikitlah cita-cita.
Apabila terpelihara kuping,
khabar yang jahat tiadalah damping.
Apabila terpelihara lidah,
nescaya dapat daripadanya faedah.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,
daripada segala berat dan ringan.
Apabila perut terlalu penuh,
keluarlah fi'il yang tiada senonoh.
Anggota tengah hendaklah ingat,
di situlah banyak orang yang hilang semangat
Hendaklah peliharakan kaki,
daripada berjalan yang membawa rugi.
- Ini gurindam pasal yang keempat
Hati itu kerajaan di dalam tubuh
Jikalau zalim segala anggota tubuh pun rubuh
Jikalau zalim segala anggota tubuh pun rubuh
Apabila dengki sudah bertanah
Datanglah daripadanya beberapa anak panah
Datanglah daripadanya beberapa anak panah
Mengumpat dam memuji hendaklah pikir
Di situlah banyak orang yang tergelincir
Di situlah banyak orang yang tergelincir
Pekerjaan marah jangan dibela
Nanti hilang akal di kepala
Nanti hilang akal di kepala
Jika sedikitpun berbuat bohong
Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung
Boleh diumpamakan mulutnya itu pekung
Tanda orang yang amat celaka
Aib dirinya tiada ia sangka
Aib dirinya tiada ia sangka
Bakhil jangan diberi singgah
Itulah perompak yang amat gagah
Itulah perompak yang amat gagah
Barang siapa yang sudah besar
Janganlah kelakuannya membuat kasar
Janganlah kelakuannya membuat kasar
Barang siapa perkataan kotor
Mulutnya itu umpama ketor
Mulutnya itu umpama ketor
Di manakah salah diri
Jika tidak orang lain yang berperi
Jika tidak orang lain yang berperi
Pekerjaan takbur jangan direpih
Sebelum mati didapat juga sepih
Sebelum mati didapat juga sepih
No comments:
Post a Comment